Saturday, July 7, 2012

HEPATITIS PADA ANJING

Penyebab Hepatitis?
Canine Hepatitis adalah penyakit pada hati dan organ tubuh lain yang disebabkan oleh adenovirus tipe anjing 1 (CAV-1). Virus ini ditemukan di seluruh dunia dan disebarkan oleh cairan tubuh termasuk cairan hidung dan urin. Pasien yang sembuh dapat menyebarkan virus sampai sembilan bulan didalam urin. Modus utama penularan adalah melalui kontak langsung dengan anjing yang terinfeksi. Melakukan akitfitas di daerah yang terkontaminasi, seperti di kandang. Piring, tangan, sepatu bot, dll, juga dapat berfungsi sebagai sumber penularan.
Virus ini termasuk virus DNA, tidak beramplop dan secara antigenic berkerabat dengan CAV-2$ penyebab tracheobronchitis menular pada anjing. Resistensi moderate dapat hidup beberapa hari sampai beberapa bulan tergantung kelembapan dan temperature. Virus ini bias rusak dengan pemanasan 60 º celcius.
Morfologi dari adenohipovirus adalah dsDNA dengan capsid ikosahedral berdiameter 70-90 nm terdiri dari 252 kapsomer: 240 heksamer menempati permukaan dan tepi dari 20 segitiga sama sisi dari ikosahedral dan 12 pentamer menempati puncak titik. Banyak adenovirus yang mengaglutinasi sel darah merah, hemaglutinasi terjadi bila ujung serabut berikatan dengan reseptor yang pas pada permukaan eritrosit.

Gejalanya??
Awalnya, virus mempengaruhi amandel dan pangkal tenggorokan yang menyebabkan sakit tenggorokan, batuk, dan kadang-kadang pneumonia. Karena memasuki aliran darah, hal itu dapat mempengaruhi mata, hati, dan ginjal. Bagian yang jelas dari mata, disebut kornea, mungkin tampak berawan atau kebiruan. Hal ini disebabkan edema dalam lapisan sel membentuk kornea. Nama 'hepatitis biru mata' telah digunakan untuk menggambarkan mata jadi terpengaruh. Sebagai hati dan ginjal gagal, satu mungkin melihat kejang, rasa haus meningkat, muntah, dan / atau diare.
Penyakit ini biasanya menyerang anjing muda akan tetapi dapat juga menyerang anjing dewasa. Masa inkubasi 4-7 hari dengan gejala klinis seperti demam (103-104 º celcius.), depresi, letargi. Biasanya setelah 24 – 48 jam suhu tubuh akan turun kembali. Berdasarkan keparahan gejala klinis dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu kasus kronis (moderat), kasus akut, dan kasus perakut.
Pada kasus kronis, kesembuhan terjadi setelah 1-2 hari, setelah 1-2 hari temperature akan naik lagi dan diikuti dengan depresi, efusi abdominal, membran mukosa pucat, anoreksia, tonsillitis, faringitis, limfoadenopati, polidipsi, dan poliuria. Kekeruhan kornea mungkin terjadi setelah kesembuhan. Pada kasus akut, waktu pendarahan lama, koagulasi tidak normal, batuk akibat bronchitis dan pneumonia, diare berdarah tanpa muntah, mungkin ada gejala saraf. Distensi abdomen akibat acites. Beberapa kasus hepatomegali menyebabkan terjadi koma kemudian mati karena shock. Selanjutnya pada kasus perakut ditandai dengan mati mendadak 3-4 jam.

Diagnosa!!
Diagnosa klinis dapat dilihat dari gejala klinis, dengan ciri spesifik diare berdarah. Diagnosa laboratories, terjadi penurunan jumlah neutrofil (neutropenia) dan penurunan jumlah limfosit (limfopenia), terjadinya leukosistosis merupakan indikasi dari respon kesembuhan. Trombositopenia, proses pembukuan darah abnormal (lebih lama), pada kasus kronis sampai akut jumlah ALT meningkat.
Uji serologis menunjukan peningkatan titer antibodi. Pemeriksaan histopat terlihat benda inklusi intranuklear pada parenkim hati.Diagnosa ditetapkan berdasarkan kejadian perdarahan mendadak dan bertambah lamanya waktu beku darah. Diagnosa dipastikan dengan isolasi virus, immonoflourescens atau ditemukan badan-badan inklusi yang khas di dalam sel-sel hati.

Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita melalui urin, cairan yang dikeluarkan dari mata dan hidung.

Pencegahan!!
 Tidak ada pengobatan khusus untuk hepatitis anjing menular. Cairan intravena dan perawatan suportif sangat disarankan. Untungnya, vaksin yang sangat baik tersedia untuk mengimunisasi anak anjing maupun orang dewasa. Vaksin mungkin berisi adenovirus tipe 1 atau tipe 2. Adenovirus tipe 2 (CAV-2) merupakan penyebab batuk pada anjing tersebut. Karena virus serupa, vaksin terhadap satu salib melindungi terhadap yang lain. Vaksin modern mengandung baik CAV-1 atau CAV-2, tapi tidak keduanya. Namun, salah satu dapat melindungi terhadap kedua hepatitis dan batuk tersebut.
  Untuk mengurangi kemungkinan tertular leptospira pemilik hewan disarankan melakukan pengendalian terhadap rodensia dan selalu mengikat anjing nya, dikandangkan dan melakukan vaksinasi setiap 6-8 bulan untuk memberikan titer protektif kepada anjing-anjing yang beresiko tinggi seperti anjing berburu, anjing pemacek dan anjing untuk pertunjukan. Anjing yang sring kontak dengan satwa liar divaksinasi dengan bakterin yang mengandung antigen grippotyphosa dan Pomona.
          Terapi dengan melakukan pemberian obat yang bersifat terapi simptomatis dan suportif terapi. Perlu diketahui penyakit ini pengobatan tidak efektif dengan pemberian antibiotik. Untuk pencegahannya vaksinasi sangat efektif. Transfusi darah mungkin diperlukan pada anjing yang menderita parah, disamping tambahan dekstrosa 5 % dalam larutan garam isotonik hendaknya diberikan secara intravena. Pada anjiing yang waktu beku darahnya lambat, pemberian cairan subkutan sangat berbahya. Antibiotik spectrum luas dapat diberikan seperti tetrasiklin. Dehidrasi dan asidosis diterapi engan memberikan larutan laktat 0,17 M diberikan sendiri-sendiri atau bersama dengan larutan dextrose dan vitamin B dosis tinggi.

No comments:

Post a Comment